Rabu, 17 Oktober 2012

Jangan Asal Memasang Kawat Gigi

http://klinikjoydental.com/wp-content/uploads/2012/09/behel_article_behel.jpg
SAAT ini semakin banyak orang yang menggunakan kawat gigi atau behel untuk merapikan susunan gigi. Namun, tidak semua masalah kerapian gigi bisa diatasi dengan kawat ini.
Kawat gigi atau behel sebenarnya memiliki fungsi memperbaiki kontak gigi secara fungsi mekanis. Kawat gigi adalah jenis perawatan ortodonti atau pengobatan yang bertujuan memperbaiki letak gigi yang tidak beraturan. Bagi orang yang memasang kawat gigi atau behel, biasanya memiliki beberapa permasalahan terhadap kesehatan susunan giginya. Di antaranya yang paling umum memicu perawatan kawat gigi adalah orang yang memiliki mulut kecil, gigi tonggos, dan gigi yang terlalu rapat atau bahkan terlalu jarang, serta bagi yang memiliki gigi miring atau tidak sejajar.
Permasalahan gigi inilah yang diatasi dengan menggunakan kawat gigi. Sebagian orang menggunakan kawat gigi untuk memperbaiki penampilan agar gigi mereka lebih rapi dan cantik. Meski begitu, dalam pemasangan kawat gigi juga harus diperhatikan dan dianalisa terlebih dahulu. Sebab, jika terdapat kelainan pada rahang, baik atas maupun bawah, maka tidak bisa diperbaiki oleh kawat gigi.
Ketua AFDOKGI Prof Dr H Eky S Soeria Soemantri drg SpOrt(K) mengatakan, jika sudah kelainan pada rahang, baik rahang atas maupun bawah yang terlalu maju, maka tidak bisa dipasangi kawat gigi, melainkan harus operasi dan ini akan membuat bentuk wajah berubah. Untuk itu, dalam pemasangan kawat gigi tidaklah mudah dan tidak boleh sembarangan.
Mereka yang memiliki permasalahan pada gigi dan ingin memasang kawat gigi atau behel harus ke tempat dokter ahli yang benar, bahkan kalau perlu ke spesialis. Hal yang paling penting dalam pemasangan adalah pemeriksaan atau analisa gigi terlebih dahulu, mulai dari gusi dan mulut.
Drg Ratu Mirah Afifah GCClindent MDSc mengatakan, dalam pemasangan kawat gigi jika terdapat gigi yang berlubang atau terdapat penyakit gusi, maka tidak boleh melakukan pemakaian langsung, harus melakukan perawatan. Dia juga menambahkan, gigi yang berlubang harus dilihat dulu, apakah harus dicabut atau hanya perlu ditambal dan penyakit gusi yang ada harus disembuhkan dulu.
Selain itu, dalam pemakaiannya juga harus diperhatikan dengan merawatnya secara teratur. “Pemakaian kawat gigi atau behel harus sering kontrol, mulai dari pengencangan kawat hingga pembersihan gigi dengan diberi fluoride,” kata drg Mirah.
Setidaknya, minimal satu bulan sekali harus dibersihkan dan dikencangkan.Pemakai kawat gigi juga harus memperhatikan makanan yang dimakan, tidak boleh sembarangan. “Seperti makanan atau minuman yang asam dan makanan yang melekat yang bisa menempel atau mengendurkan kawat,” ujar drg Eky.
Jika tidak memperhatikan makanan yang dimakan dan pemeliharaan yang kurang baik, malah dapat membuat gigi rapuh dan akan menimbulkan bekas kawat gigi pada gigi setelah pencopotan. Selain itu, seberapa lama kawat gigi dipakai pun bergantung pada umur dan seberapa parah permasalahan giginya.
“Jika pemakai kawat gigi berusia muda, maka efeknya akan lebih cepat dan baik dibanding orang dewasa dan bergantung pada keparahan giginya,” kata drg Mirah.
Paling tidak, dalam pemakaian kawat gigi atau behel dilakukan kurang lebih selama dua tahun dan pemakaian retainer atau penahan setelah pencopotan kawat gigi atau behel tidak harus dilakukan.
“Jika pemakaian kawat gigi atau behel kurang atau sampai setahun,tidak diperlukan retainer. Sebab, bisa membuat bentuk gigi kembali seperti semula,” kata drg Eky.
Pemasangan kawat gigi atau behel juga boleh dilakukan untuk anak anak. “Sebaiknya dilakukan ketika mereka sudah balig atau beranjak dewasa dan sudah memiliki gigi tetap.

Sumber  :http://klinikjoydental.com/jangan-asal-pasang-kawat-gigi/

0 komentar:

Posting Komentar